Saskia dan Peony adalah sahabat baik. Mereka selalu berbagi makanan kecil di sekolah. Juga berbagi dalam segala hal.
Suatu
hari Sabtu, Saskia bangun seperti biasa. Ia minum segelas susu, makan
roti, merapikan kamar, memberi makan kucing, dan membuang sampah.
Di
rumahnya, Peony juga melakukan hal yang sama, pada waktu yang hampir
sama. Setelah selesai bekerja, mereka ngobrol di telepon untuk
merencanakan kegiatan mereka sepanjang hari itu.
Biasanya,
mereka bersepeda bersama ke taman untuk bermain ayunan. Di siang hari,
mereka membeli es krim. Mereka selalu saling mencicipi es krim, agar
bisa membandingkan rasanya. Setelah itu, mereka pulang dan bermain
boneka hingga tiba saat makan siang.
Mereka
selalu makan siang bersama. Jika Sabtu ini mereka makan siang di rumah
Saskia, maka minggu depannya, makan siang di rumah Peony.
Akan tetapi, pada Sabtu ini, hingga menjelang siang, Saskia masih belum menerima telepon dari Peony.
“Halo, selamat pagi. Ini dari Saskia, bisa bicara dengan Peony?”
Ternyata
yang menerima telepon adalah Ricky, kakak Peony. “Oh Saskia, selamat
pagi. Mencari Peony ya? Waaah, Kakak tidak yakin dia ada di rumah atau
tidak. Sejak tadi pagi dia bermain dengan seseorang dan baru saja pergi
membeli es krim. Mm, tunggu ya, Kakak coba panggil…”
Saskia mendengar Ricky memanggil Peony, kemudian…
“Maaf Saskia, kata Peony, dia tidak bisa menerima teleponmu hari ini. Katanya, hari Senin saja berjumpa di sekolah.”
Saskia
sedih dan terkejut mendengar hal itu. Sambil meletakkan gagang telepon,
perasaan Saskia campur aduk. Rasa sedih dan terkejut perlahan-lahan
berubah menjadi kecewa dan marah. “Yah, kalau memang Peony tidak mau
bermain denganku, aku juga tidak paduli. Siapa yang butuh teman seperti
dia?” kata Saskia dalam hati.
Sepanjang
hari Sabtu itu Saskia terus-menerus menggerutu. “Lihat saja hari Senin
nanti. Aku akan tunjukkan kalau aku juga tidak butuh Peony sebagai
temanku.” Hingga malam menjelang, Saskia masih tetap marah-marah.
Sehabis
makan malam, mama Saskia melihat sikap Saskia yang aneh. Saskia tampak
murung dan tidak bernapsu makan, padahal makanan yang dihidangkan adalah
kesukaan Saskia. Mama Saskia meraba dahi Saskia. Ternyata Saskia demam.
Malam itu Ia harus minum obat dan cepat tidur.
Keesokan
harinya, demam Saskia masih belum hilang. Saskia makan di tempat tidur
dan beristirahat. Mama Saskia menemani sambil bercerita tentang indahnya
persahabatan. Di akhir cerita, Saskia berkata “Aku tidak punya seorang
sahabat pun! Aku hanya memiliki Peony yang tidak mau bermain denganku
lagi. Aku benci Peony!” Saskia mulai menangis dan menceritakan kejadian
kemarin kepada mamanya.
Mama
Saskia tersenyum menenangkan, “Saskia, kamu dan Peony sudah lama
berteman. Jangan marah-marah dulu. Kamu kan belum tahu, kenapa Peony
tidak bisa bermain bersamamu. Coba pikirkan kebaikan Peony selama ini.
Besok, berikan kesempatan pada Peony untuk menjelaskan semua itu…”
Sore
harinya, bel rumah Saskia berbunyi. Ternyata Peony datang membawa
sekantong apel merah kesukaan Saskia.”Sebutir apel akan mengusir
penyakitmu.” Kata Peony sambil tersenyum. “Wah, aku kangen sekali
padamu. Hari Jumat malam Om Han, teman ayah, datang. Rumah Om Han baru
terbakar. Tidak ada yang terluka dalam kejadian itu, tetapi Om Han minta
tolong ayah untuk menjaga Sari, anak Om Han. Soalnya Om Han akan
membersihkan rumah dari asap dan sisa-sisa benda yang terbakar. Sari
sangat sedih karena rumahnya terbakar. Aku berusaha menghiburnya
seharian.
Aku tahu, kamu temanku yang baik. Kamu pasti tidak akan marah jika aku tidak bisa bermain denganmu seperti biasa.
Ups,
Saskia tertegun mendengar cerita Peony. Saskia menjadi malu. Sepanjang
hari dia marah-marah pada Peony. Padahal ternyata Peony memiliki alasan
yang mulia, mengapa tidak bisa bermain bersama Saskia.
Saskia
duduk di tempat tidurnya dan berkata, “Oh Peony, aku minta maaf. Aku
telah menjadi teman yang jahat. Aku sudah berpikir jelek tentang kamu.
Aku hampir tidak mau memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan kejadian
yang sebenarnya. Maukah kau memaafkanku?”
Peony
mendekati Saskia dan memeluknya. “Tentu saja aku memaafkanmu. Itulah
gunanya teman. Aku mengerti kalau kamu kecewa karena aku tidak
menelponmu. Cepatlah sembuh supaya kita bisa sama-sama bermain dan
belajar di sekolah.
Saskia
gembira sekali karena tidak jadi kehilangan sahabat yang disayanginya
dan berhati mulia itu. Dalam hati Saskia berjanji akan menjaga
persahabatan yang dia jalin bersama Peony selamanya.
No comments:
Post a Comment