Di sebuah desa, hiduplah tiga pemuda kakak beradik. Rommy, Edward dan
Albert. Edward dan Albert sangat tampan dan gagah. Sangat berbeda dengan
kakak sulung mereka yang berwajah seram. Kedua pemuda ini sering
mengejek kakak mereka.
Suatu hari, Rommy tidak tahan lagi mendengar ejekan-ejekan itu. Ia mendatangi ibunya dan mencurahkan kesedihannya,
"Bunda, mengapa wajahku tak setampan kedua adikku? Aku tak tahan melihat orang-orang yang ketakutan saat melihat wajahku..."
"Anakku, Bunda juga memikirkan keadaanmu! Bunda punya peninggalan topeng
sakti dari kakekmu… Jika kau memakainya, kau akan tampak gagah dan
tampak. Bahkan lebih dari kedua adikmu. Orang-orang tidak akan takut dan
mengejekmu lagi. Asal, kau jangan menjadi sombong," ujar si ibu.
Sejak saat itu, Rommy selalu mengenakan topeng peninggalan kakeknya.
Kini tak ada lagi orang yang takut jika melihat wajahnya. Juga tak ada
yang mengejeknya. Namun, Edward dan Albert tambah membencinya. Sebab
Rommy semakin disayangi orang banyak karena ia suka menolong.
Sementara itu, Raja Istana Biru Langit sedang mencari calon suami untuk
Putri Rachel. Raja Istana Biru Langit sudah sangat tua. Ia ingin
putrinya segera menikah dan menggantikan kedudukannya. Ia lalu
mengadakan pesta besar di istananya. Semua pemuda gagah dan pandai boleh
datang ke pesta itu. Edward dan Albert sangat gembira mendengar berita
itu.
"Ayah, Bunda, kami akan mengikuti pesta di Istana Biru Langit. Kemampuan
perang dan ilmu pengetahuan kami sangat tinggi. Tentu salah satu dari
kami bisa lolos menjadi calon suami Putri Rachel," ucap Edward sombong.
"Kami akan membuat Ayah Bunda bangga karena kita akan menjadi anggota kerajaan..." tambah Albert.
"Dan Rommy, apakah kau tidak tertarik mengikuti pesta ini?" tanya sang Bunda.
"Rasanya aku tidak mungkin mengikuti pesta ini. Biarlah aku menonton
saja. Semoga Edward dan Albert bisa menang," jawab Rommy merendah.
Pesta pertandingan akhirnya tiba juga. Banyak pangeran dari berbagai
negeri mengikuti acara tersebut. Juga para pemuda yang tampan, pandai
berperang dan berilmu. Acara dimulai dengan ujian ilmu pengetahuan. Lalu
ujian keahlian berperang. Banyak calon mulai berguguran. Yang tersisa
hanya beberapa orang, termasuk Edward dan Albert. Ujian terakhir adalah
mengalahkan singa kelaparan di arena.
Serangan singa yang kelaparan itu ternyata amat ganas. Namun aneh. Lawan
yang kalah ditinggalkannya begitu saja. Tidak digigit dan dilukai.
Albert termasuk pemuda yang gagal mengalahkan singa ini. Kini tinggal
Edward sendiri yang masih bertahan.
Edward bertarung dengan sengit. Singa yang telah kelelahan ini tidak
lagi bisa melawan selincah tadi. Tentu saja Edward beruntung. Ia dapat
memojokkan singa itu.
"Hahaha… kuhabisi kau!" Teriak Edward sambil menghunuskan pedangnya ke arah tubuh si singa.
Singa itu mengelak. Namun ia meraung karena terluka sedikit. Edward
semakin pongah dan menyerang kembali. Ketika si singa akan ditusuk,
tiba-tiba..."Edward, cukup! Jangan sakiti lagi singa yang baik itu..."
teriak Rommy sambil meloncat dari kerumunan orang banyak.
"Hei, kau tak suka aku memenangkan pertandingan ini?! Minggir kau!" marah Edward.
"Edward, kasihanilah singa jinak ini. Ia kan hanya disuruh bertanding,
makanya ia tidak membunuh. Seharusnya kau juga begitu, tidak membunuh,"
ujar Rommy.
Edward menjadi dongkol mendengar nasehat Rommy. Tanpa bicara, ia
langsung menyerang kakaknya itu. Rommy berusaha mengelak, dan tidak
membalas menyerang. Para penonton seperti tersihir, dan tak ada yang
berani mencegah. Sementara itu, Putri Rachel kagum melihat kebaikan
Rommy.
"Prang..." pedang di tangan Edward jatuh. Rommy dengan sigap menawan
Edward yang pucat. Ia tidak percaya bisa dikalahkan kakaknya.
Rakyat banyak langsung bertepuk tangan memberi selamat. Rommy cepat-cepat menolong singa yang terluka.
"Rakyatku, akhirnya pertandingan ini selesai. Pemuda pemenang ini akan mendampingi putriku!" seru Raja Istana Biru Langit.
"Hahaha, apa Putri Rachel tak takut melihat wajahnya?" teriak Edward.
"Ya ya, lihatlah wajahnya yang sebenarnya. Sangat buruk," teriak Albert.
"Baginda, wajahku memang sangat menakutkan. Karena itu hamba tidak
berani membuka topeng ini. Biarlah Edward yang jadi pemenangnya, karena
hamba memang tidak bermaksud mengikuti pertandingan ini. Hamba hanya
ingin menolong singa ini..." ucap Rommy.
"Tidak! Pemuda bertopeng, apapun bentuk wajahmu, kaulah pemenangnya. Aku
percaya kau akan menjadi pemimpin yang disegani…." teriak Putri Rachel
tiba-tiba.
Putri Rachel turun dari tempat duduknya. Perlahan ia membuka topeng yang
selalu membungkus wajah Rommy. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat
wajah tampan di balik topeng itu.
"Kau sangat tampan, kenapa selalu bertopeng?" kata Putri Rachel.
Rommy tidak percaya pada ucapan Putri Rachel. Putri itu lalu memberinya
kaca. Ternyata topeng ajaib itu telah merubah wajah Rommy. Menjadi
tampan, sesuai dengan ketampanan hatinya.
Akhirnya Putri Rachel menikah dengan Rommy. Setelah menjadi raja, Rommy
tetap tidak pernah melepaskan topengnya. Akhirnya ia dikenal dengan
julukan Pangeran Bertopeng yang Bijaksana
No comments:
Post a Comment