Pengertian
Seni Kriya adalah Bidang keilmuan
yang mempelajari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas berkarya rupa, yang
bertolak dari pendekatan medium, kepekaan estetik, kebutuhan keseharian
(utiliatrian) dan mengandalkan keterampilan manual. Seni kriya juga adalah
merupakan salah satu dari karya senirupa terapan yang proses pembuatannya lebih
mengutamakan fungsi dan kegunaan.
Seni kriya (seni kerajinan tangan, handycraft) dapat diartikan, suatu
bentuk/karya yang dikerjakan secara manual atau dibantu dengan alat lain
sebagai benda yang berguna bagi kepentingan manusia.Hasil karya kriya
diutamakan mengandung nilai keunikan konseptual, tema, imajinatif, emosional
dan inderawi (visual, tactile, olfactory). Kriya juga merupakan metoda berkarya
sekaligus mendesain produk yang mengutamakan nilai kualitas estetika,
fungsional, keunikan, tema, makna dan pesan filosofis.
Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya
(kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap
keindahan (kebutuhan emosional). Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu
identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya
yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek
fungsional.
Unsur
Karya Seni Kriya
Seni kriya
mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1.
Utility atau aspek kegunaan
Ø
Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang
itu.
Ø
Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut
barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis
yang tinggi.
Ø
Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah
barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya.
Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar
pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2.
Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun
enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa
puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya.
Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika
barang itu diperindah dan berwujud estetik
Fungsi Seni Kriya
Sebagaimana kami sampaikan diatas
bahwa seni kriya adalah merupakan salah satu dari karya senirupa terapan dimana
proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Fungsi seni kriya
secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Seni Kriya sebagai Hiasan
(dekorasi)
Banyak produk seni kriya yang
berfungsi sebagai benda pajangan. Seni kriya jenis ini lebih menonjolkan segi
rupa daripada segi fungsinya sehingga bentuk bentuknya mengalami pengembangan.
Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung, dan lain-lain.
2. Seni Kriya sebagai Benda terapan
(siap pakai)
Seni kriya yang sebenarnya adalah
seni kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai
fungsi sebagai benda yang siap pakai,bersifat nyaman, namun tidak kehilangan
unsur keindahannya. Misalnya, senjata, keramik, furnitur, dan lain-lain.
3. Seni Kriya sebagai Benda mainan
Di lingkungan sekitar sering kita
jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat permainan. Jenis produk
seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang digunakan
relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah.
Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas.
Jenis-jenis Seni Kriya
Jenis-jenis seni kriya banyak sekali
dan sangat mudah ditemukan di berbagai daerah. Berdasarkan dimensinya,
jenis-jenis seni kriya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Seni kriya dua dimensi
Karya seni kriya dua dimensi
meliputi sulaman, bordir, mozaik, kolase, batik, tenun, relief, dan hiasan
dinding.
2. Seni kriya tiga dimensi
Karya seni kriya tiga dimensi
meliputi sebagai berikut.
Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya
Ada
beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan. Alat
dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik,
menganyam, menenun, dan membentuk.
1.
Teknik cor (cetak tuang)
Ketika
kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik
pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti
gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
Teknik
cetak pada waktu itu ada dua macam:
·
Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik bivalve
disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keeping
cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan
kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini
digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun
hiasannya.
1·
Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a
cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih
rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model
dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah
liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga,
sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat
dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
Disamping
teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu,
tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi
benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat
ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak.
Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta
dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.
2.
Teknik Ukir
Alam
Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang bisa
dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores,
memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.
Di
Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak
peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda
dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris,
seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya
ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan
religius.
Dilihat
dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan),
ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
3.
Teknik membatik
Kerajinan
batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum
diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa
gambar pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan
malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan
pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam.
4.
Teknik Anyam
Benda-benda
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain
dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda
anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti
bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain.
5.
Teknik Tenun
Teknik
menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya
pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan
(manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan
menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil
tenun ikat antara lain
6.
Teknik membentuk
Penegertian
teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat
yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari
tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang
baru dan jauh berbeda dari bahan mentahnya.